Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Water-as-a-Service dalam Industri Perhotelan Premium
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi Water-as-a-Service (WaaS) di hotel bintang 4-5 di Jakarta. Dengan meningkatnya kesadaran lingkungan dan implementasi regulasi ESG, industri perhotelan Indonesia menghadapi tekanan untuk mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan.
Studi ini menggunakan kerangka Technology Acceptance Model (TAM) yang dimodifikasi untuk menganalisis hubungan antara karakteristik hotel, persepsi manajemen, dan tekanan lingkungan terhadap intensi adopsi WaaS serta tingkat kepuasan tamu hotel.
Penyusun: Esti F. Lestari, Fajar S. Adi, I Nyoman Bagus S.I., Santi Agustina
Kelompok 1 - AIRKU
Latar Belakang Penelitian
Tekanan Lingkungan
Peraturan DKI Jakarta No. 142/2019 membatasi penggunaan plastik sekali pakai di sektor perhotelan
Preferensi Konsumen
71% wisatawan internasional bersedia membayar lebih untuk menginap di hotel ramah lingkungan
Masalah Limbah
Hotel bintang 4-5 masih mengandalkan AMDK yang menghasilkan limbah plastik signifikan
Industri perhotelan di Indonesia menghadapi tantangan untuk beralih dari penggunaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang menghasilkan limbah plastik signifikan. Penelitian Cai et al. (2023) menunjukkan bahwa perilaku penggunaan air di hotel sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor individual maupun institusional.
Tren Digitalisasi dan Servitization
Konsep Servitization
Perusahaan beralih dari penjualan produk ke penyediaan layanan terintegrasi yang menciptakan nilai tambah
Model Water-as-a-Service (WaaS) mengintegrasikan teknologi IoT dengan layanan berlangganan untuk industri perhotelan
Dampak Positif
Penelitian Mao dan Wang (2024) menunjukkan interaksi antara digitalisasi dan servitisasi berdampak positif terhadap kinerja keuangan
Kinerja inovasi berperan sebagai mediator dalam hubungan tersebut, mendukung potensi model WaaS
Tren digitalisasi dalam industri jasa mengarah pada konsep servitization yang memiliki potensi besar untuk menciptakan nilai tambah bagi industri perhotelan. Namun, masih terdapat kesenjangan penelitian dalam memahami faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi adopsi teknologi WaaS dalam konteks industri perhotelan Indonesia.
Kesenjangan Penelitian
Karakteristik Hotel
Ukuran, target segmen, dan orientasi ESG hotel
Persepsi Manajemen
Manfaat ekonomi dan lingkungan dari WaaS
Preferensi Tamu
Tingkat penerimaan dan kepuasan terhadap layanan
Adopsi Teknologi
Keputusan adopsi sistem WaaS berbasis IoT
Penelitian sebelumnya lebih berfokus pada perilaku penggunaan air secara umum atau dampak digitalisasi pada manufaktur, namun belum mengeksplorasi secara mendalam bagaimana karakteristik hotel, persepsi manajemen, dan preferensi tamu mempengaruhi keputusan adopsi sistem WaaS berbasis IoT.
Belum ada studi empiris yang menganalisis hubungan antara intensi adopsi WaaS oleh hotel dengan tingkat kepuasan dan kesediaan tamu untuk menggunakan layanan air minum berkelanjutan tersebut.
Pertanyaan Penelitian
RQ1
Faktor-faktor apa saja yang secara signifikan mempengaruhi intensi adopsi Water-as-a-Service (WaaS) oleh manajemen hotel bintang 4-5 di Jakarta?
RQ2
Bagaimana pengaruh karakteristik hotel (ukuran, target segmen, orientasi ESG) terhadap intensi adopsi WaaS?
RQ3
Seberapa besar pengaruh persepsi manajemen hotel terhadap manfaat ekonomi dan lingkungan WaaS terhadap keputusan adopsi?
RQ4 & RQ5
Bagaimana tingkat kepuasan tamu hotel dan apakah terdapat hubungan yang signifikan antara intensi adopsi WaaS oleh hotel dengan tingkat penerimaan tamu?
Berdasarkan analisis kesenjangan penelitian, studi ini akan menjawab lima pertanyaan penelitian utama yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi WaaS, karakteristik hotel, persepsi manajemen, serta hubungan antara intensi adopsi dengan tingkat penerimaan tamu.
Model Penelitian
Variabel Dependen
Intensi adopsi WaaS dan tingkat kepuasan tamu
Variabel Mediator
Perceived usefulness dan perceived ease of use
Variabel Independen
Karakteristik hotel, persepsi manajemen, dan tekanan lingkungan
Penelitian ini mengadopsi kerangka Technology Acceptance Model (TAM) yang dimodifikasi dengan memasukkan variabel kontekstual spesifik industri perhotelan. Model ini menganalisis hubungan antara tiga variabel independen dan dua variabel dependen, dengan variabel mediator berperan sebagai penghubung.
Pendekatan ini memungkinkan analisis komprehensif terhadap dinamika adopsi teknologi berkelanjutan dalam konteks bisnis hospitality, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan adopsi.
Konteks Penelitian
Lokasi Penelitian
Jakarta dipilih karena memiliki konsentrasi hotel premium tertinggi di Indonesia serta implementasi regulasi anti-plastik yang paling progresif
Unit Analisis
Hotel bintang 4-5 sebagai calon customer AIRKU dan tamu hotel sebagai calon user AIRKU
Sampel Penelitian
10-15 hotel bintang 4-5 di Jakarta dan 100 tamu hotel untuk memastikan kelayakan pelaksanaan dalam periode dua bulan
Penelitian ini akan dilakukan dalam konteks industri perhotelan premium di Jakarta, dengan fokus pada dua unit analisis utama: hotel bintang 4-5 dan tamu hotel. Populasi hotel bintang 4-5 di Jakarta dipilih karena merupakan segmen yang paling berpotensi mengadopsi inovasi berkelanjutan dan memiliki kemampuan finansial untuk berinvestasi dalam teknologi baru.
Pendekatan kuantitatif akan menggunakan survei terstruktur dengan skala Likert untuk mengukur persepsi, intensi, dan kepuasan, serta analisis statistik deskriptif dan inferensial untuk menguji hipotesis penelitian.
Metodologi dan Referensi Penelitian
Pengumpulan Data
Survei terstruktur dengan skala Likert untuk mengukur persepsi, intensi, dan kepuasan
Analisis Data
Analisis statistik deskriptif dan inferensial untuk menguji hipotesis penelitian
Pelaporan
Penyusunan hasil dan rekomendasi untuk industri perhotelan dan pengembangan WaaS
Penelitian ini mengacu pada studi Cai et al. (2023) yang menganalisis perilaku penggunaan air di hotel berdasarkan model MLP-SEM, serta penelitian Mao dan Wang (2024) yang menunjukkan interaksi antara digitalisasi dan servitisasi berkontribusi pada kinerja keuangan manufaktur.
Metodologi penelitian dirancang untuk menghasilkan data yang komprehensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi WaaS dalam industri perhotelan premium di Jakarta, serta memberikan wawasan tentang hubungan antara intensi adopsi oleh hotel dengan tingkat penerimaan tamu terhadap layanan air minum berkelanjutan.